Beton pracetak/precast dalam dunia konstruksi saat ini sangat diminati oleh pasar. Beton pracetak/precast merupakan beton yang dibuat dicetakan dengan ukuran tertentu atau disesuaikan dibawah pengawasan pabrik serta diinstall ke site setelah beton cukup umur agar menghemat biaya dan efesiensi waktu.
Pada saat ini, beton pracetak banyak digunakan untuk membangun struktur jembatan, bangunan gedung tinggi bertingkat, gudang pabrik, saluran drainase, dermaga, bendungan, jalan raya dan bahkan rumah tinggal sudah ada yang menggunakan beton pracetak.
Apa perbedaan beton cast in site dengan beton pracetak ?
Beton cast in site (beton konvensional) merupakan konstruksi beton bertulang or tanpa tulangan yang proses percetakannya dilakukan langsung pada dudukannya. Beton cast in site ini bisa dibuat secara tradisional di lapangan atau dibuat di pabrik (bacing plan). Beton pracetak adalah konstruksi beton bertulang atau tanpa tulangan yang proses pembuatannya dilakukan di luar kedudukannya. Proses pembuatan beton pracetak dilakukan secara massal, bisa dilakukan di lapangan maupun di pabrik. Pada umumnya beton pracetak diproduksi di pabrik.
Bagaimana proses produksi beton pracetak/precast Beton ?
Membuat cetakan (moulding)
Pada umumnya pabrik beton pracetak sudah memiliki workshop khusus untuk membuat cetakan dan maintenance cetakan. Cetakan yang dipakai untuk produksi massal biasanya terbuat dari plat besi dan rangka dari besi. Akan tetapi beton pracetak yang dibuat oleh perorangan atau kontraktor di lokasi proyek, cetakan dibuat dari tripleks dan rangka kayu.
Pemasangan tulangan (reinforcing)
Di pabrik beton pracetak, tulangan dirakit di workshop di bawah pengawasan tenaga ahli. Jika tulangan sudah dirakit sesuai design, kemudian ditempatkan ke dalam cetakan (moulding) dan dipasang korset dan beton decking seperlunya untuk menjaga kedudukan tulangan agar tidak berubah dari posisinya akibat penggetaran saat pengecoran.
Pengecoran (concreting)
Pengecoran beton pracetak yang baik menggunakan ready mix yang dipesan dari batching plan, hal ini ditujukan untuk menjaga kestabilan kualitas mortar beton karena beton ready mix yang dibuat di batching plan dikontrol kualitasnya dengan baik dan didukung dengan peralatan modern.
Curing
Yang dimaksud curing adalah proses menjaga kondisi kadar air dalam beton agar tidak menguap selama proses pengerasan. Curing pada beton pracetak dapat dilakukan dengan cara :
menyiram beton sedemikian rupa sehingga permukaan tidak pernah kering.
Menyelimuti beton pracetak dengan karung basah.
Sebagian dari pabrik beton pracetak melakukan curing dengan metode steam curing selama 2 sampai 3 jam. Hal ini diterapkan pada elemen beton yang besar.
Handling
Jika umur beton sudah memenuhi umur rencana, unit beton pracetak dapat dipindahkan ke gudang, disusun secara vertikal dan diberi bantalan. Jumlah dan cara penumpukan harus mengikuti tata cara yang ditetapkan oleh tenaga ahli di pabrik beton pracetak.
Transportasi
Jika unit beton pracetak sudah diperlukan, dapat diangkut langsung ke lokasi pemasangan.
Erection
Beton pracetak yang sudah diangkut ke lapangan dapat dipasang ke tempat kedudukannya dengan menggunakan alat berat. Antar unit beton pracetak disambungkan dengan grouting atau plat joint yang dilas satu sama lainnya, sesuai struktur beton yang dilaksanakan.
Apa keuntungan memakai beton pracetak ?
Beton pracetak cocok untuk lahan yang terbatas, produksi beton dilakukan di tempat lain.
Dampak negatif terhadap lingkungan di proyek bisa diminimalkan misalnya kebisingan, kekumuhan dan pencemaran air dan tanah.
Kualitas beton pracetak lebih baik karena proses produksinya dilakukan dengan kontrol yang ketat. Contoh kualitas yang baik adalah penampang lebih standard dan permukaannya rata dan halus.
Waktu pelaksanaan konstruksi lebih cepat karena produksi beton pracetak dilakukan secara paralel.
Biaya relatif lebih ekonomis karena diproduksi secara masal, pemakaian tenaga kerja secukupnya saja, tidak mengurangi penggunaan perancah / scaffolding.
Kelemahan memakai beton pracetak
Perlu ketelitian yang tinggi karena deviasi dimensi beton pracetak akan menyulitkan proses install di lapangan.
Tidak ekonomis untuk tipe elemen yang jumlahnya sedikit.
Bentuk dan dimensi elemen beton pracetak terbatas sesuai kapasitas alat angkut.
Beton pracetak hanya dapat dilakukan di daerah yang sudah tersedia peralatan handling dan erection.
Sambungan antar komponen beton pracetak lebih lemah dibandingkan dengan beton cast in site.
Memerlukan lahan yang luas untuk pabrikasi dan stok yard.
Memerlukan perhatian yang lebih besar terhadap safety.
Apa kelemahan struktur beton pracetak ?
Di dalam perencanaan komponen beton pracetak seperti kolom, balok, plat lantai dan dinding harus diperhatikan struktur sambungannya (joint). Selain berfungsi untuk menyalurkan beban-beban yang bekerja, joint juga berfungsi untuk menyatukan komponen beton pracetak menjadi satu kesatuan yang monolit sehingga dapat mengupayakan terjadinya stabilitas pada struktur bangunan. Dewasa ini banyak bermunculan produksi material grouting yang mendukung pekerjaan beton pracetak. Pemilihan material grouting yang tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pekerjaan yang menggunakan konstruksi beton pracetak.
Type beton pracetak/Beton Precast
Konstruksi pondasi pancang dan lining antara lain : tiang pancang bulat diameter 30, 50, 60 cm; mini pile persegi 15/15, 20/20, 25/25, 30/30 cm; corrugated concrete sheet pile (ccsp), flat reinforce concrete (frc).
Structural frame, antara lain : balok, kolom, plat. Beton pracetak ini sering digunakan pada pembangunan kantor, gedung parkir, hotel, rumah susun.
Beton pracetak saluran antara lain : u-ditch, u-gutter, l-gutter, l-shape, box culvert, box tangkapan air, pelaluan air
Elemen finishing dan arsitektur misalnya : capping beam untuk pekerjaan lining, listplank, profile benangan dan lain-lain.
sumber : https://betonpracetak73.wordpress.com